Ingin
melihat keindahan dan keunikan alam bawah laut? Selat Pantar adalah
tempatnya. Wisata alam bawah laut merupakan daya tariknya, konon
terindah setelah taman laut Kepulauan Karibia. Banyak wisatawan asing
yang pernah ke Alor terkagum-kagum. Sebab, selain dimanjakan keindahan
taman lautnya, mereka juga menemukan fenomena taman laut tersebut langka
dan sangat menarik. Makanya, wajar jika wisata bahari Alor dengan
panorama bawah laut yang spefisik di Selat Pantar menjadi primadona dan
pemikat bagi para diver kelas dunia dari Amerika, Australia, Austria,
Inggris, Belgia, Belanda, Jerman, Kanada, Selandia Baru, dan beberapa
negara di Asia.
Tercatat, ada 26 titik diving yang memesona wisatawan di sana. Ke-26
titik diving itu yaitu, Half Moon Bay, Peter's Prize, Crocodile Rook,
Cave Point, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, The Arch, Fallt Line, The
Pacth, Nite Delht, Kal's Dream, The Ball, Trip Top, The Mlai Hall, No
Man's Land, The Chatedral, School's Ut, dan Shark Close.
Titik
diving yang terakhir ini sangat menarik karena merupakan kumpulan ikan
hiu dasar laut yang sangat bersahabat dengan para diver. Keindahan bawah
laut yang terdapat di Alor Besar, Alor Kecil, Dulolong, Pulau Buaya,
Pulau Kepa, Pulau Ternate, Pulau Pantar, dan Pulau Pura, juga mengundang
decak kagum para diver profesional dari Jakarta dan Bali untuk datang
ke sana.
Bahkan, para diver kelas dunia mengakui, bahwa kawasan taman laut
Alor merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Tengok saja pengakuan
Ken Parker dari Amerika Serikat, More big fish, prolific swarming masses
of schools than anywhere I've seen in 20 years of diving.
Selain
potensi wisata bahari, Alor juga menyimpan sejumlah objek wisata yang
memiliki daya tarik secara kultural dan historis yang jarang dijamah dan
dikunjungi baik oleh penduduk setempat maupun oleh wisatawan. Meski
memiliki aksebilitas amat terbatas, tapi bagi para pencinta petualangan
alam justru menjadi tantangan dan keunikan.
Salah satunya, alquran tua dari kulit kayu yang ditulis dengan tinta
ramuan tradisional yang diperkirakan berusia lebih dari 800 tahun,
sebuah bukti sejarah tentang keberadaan Islam di Alor. Daya pemikat
lainnya yaitu kampung Takpala, sebuah desa tradisional yang dihuni oleh
suku Abui dengan pola perkampungan linear dengan deretan rumah adat.
Masyarakatnya
yang masih memegang teguh adat dan tradisi akan mempertontonkan atraksi
budayanya yang khas dalam menyambut para pelancong, membuat nama desa
ini melambung sampai ke mancanegara.
Bagi pendaki gunung yang menggilai tantangan di tempat yang masih
perawan, Gunung Delaki Sirung di Pulau Pantar dan Gunung Koya-Koya di
Pulau Alor, adalah tempatnya. Kepenatan yang melelahkan itu segera sirna
membawa kesejukan dan kesegaran jiwa setelah menyaksikan fenomena
geologi vulkanik di Desa Air Panas dan Air Terjun di Pulau Pantar, taman
wisata alam Tuti Adagae di Pulau Alor.
Sementara ranch mini peternakan rusa (terbaik di kawasan timur
Indonesia) jangan dilewatkan untuk dikunjungi. Kesejukan dan kesegaran
di alam Hutan Nostalgia juga akan menyapa setiap pengunjung yang ingin
melepas kepenatan.
Sebelum beranjak kembali pulang, jangan lupa menanam pohon di Hutan
Nostalgia sebagai tanda Anda pernah mengunjungi Pulau Alor. Nama dan
alamat Anda akan diabadikan pada pohon yang ditanam dan dikenang
sepanjang masa.
Source : okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar