Nikolai
II juga dikenal dengan nama Nikolas II ( 6 Mei/18 Mei 1868 – 17 Juli
1918) ialah Tsar terakhir Kekaisaran Rusia. Dia merupakan pendukung
politik damai di Eropa. Pada masa pemerintahannya terjadi banyak sekali
teror, perlawanan, dan kekacauan. Ia dipaksa turun tahta pada 1917 saat
Revolusi Bolshevik dan dipenjarakan beserta seluruh keluarganya,
kemudian semuanya dieksekusi. Sampai sekarang bahkan jasad satu keluarga
itu belum terkumpul secara lengkap.
Pemerintah
Rusia tidak putus asa mencari kepastian nasib keluarga Tsar Nicholas
II, tsar terakhir Rusia. Dan, pada 2003, kejaksaan Rusia memastikan
bahwa sisa jenazah yang ditemukan tahun lalu adalah jenazah Pangeran
Alexei (13), satu-satunya putra Tsar Nicholas II. Juga dipastikan
jenazah Putri Maria, satu dari empat anak perempuan Tsar.
Analisis
menggunakan contoh DNA yang diperoleh dari bagian gigi mengungkapkan
semuanya. Sisa jenazah putra-putri Tsar itu ditemukan dekat
Yekaterinburg di kaki Pegunungan Ural. Dengan demikian, tepat pada ulang
tahun ke-90 tewasnya keluarga tsar terakhir Rusia oleh tentara
Bolshevik, misteri putra Tsar Nicholas II pun berakhir.
Sejak
pecahnya Uni Soviet pada 1991, warga Rusia secara bertahap tetapi pasti
mulai mengembalikan kebesaran nama Nicholas II. Gereja Ortodoks Rusia
menganggap raja terakhir Rusia itu sebagai martir dan memberikan
pemakaman kenegaraan pada 1998 di Katedral St Petersburg. Akan tetapi,
ketika itu keberadaan Pangeran Alexei dan Putri Maria masih misteri.
”Dia
adalah pemimpin kekaisaran Rusia. Bagaimana bisa pemimpin kekaisaran
Rusia tidak dianggap hebat?” ungkap Roman Novochenko, ahli teknik
berusia 24 tahun, yang ikut memperingati 90 tahun tewasnya Tsar Nicholas
II di depan gereja di Yekaterinburg.
Perang sipil
Keluarga
Romanov memerintah Rusia melalui hak turun- temurun selama tiga abad
sebelum pecah Perang Dunia I, yang menghancurkan ekonomi dan keguncangan
sosial. Dua revolusi pun pecah pada 1917, yang memaksa Nicholas II
turun takhta.
Tsar
Nicholas II adalah putra tertua Alexander III, lahir pada 6 Mei 1868,
dan naik takhta setelah kematian ayahnya pada 20 Oktober 1894. Dia resmi
diangkat sebagai tsar pada 14 Mei 1896. Hanya saja, peristiwa penobatan
ini diwarnai peristiwa memilukan, yaitu tewasnya sekitar 1.500 warga
saat berdesak- desakan berebut hadiah.
Para
prajurit komunis Bolshevik yang menangkap mereka memindahkan keluarga
Tsar ke Czarskoe Selo kemudian ke Siberia. Keluarga Tsar kemudian
dipindahkan ke Yekaterinburg di kaki Pegunungan Ural. Pada 17 Juli 1918,
para pengikut setia Tsar berhasil mendekati posisi Yekaterinburg,
membuat tentara Bolshevik menembak mereka di lantai bawah tanah yang
kotor. Jenazah keluarga Tsar kemudian dikuburkan untuk menghilangkan
jejak.
Kini,
90 tahun sudah berlalu. Gereja di Yekaterinburg, yang dibangun di
tempat tentara Bolshevik menembak keluarga Kaisar, selalu penuh
didatangi pengikut Ortodoks Rusia. Mereka berdoa dan mencium patung tsar
terakhir Rusia itu, bersama istri, seorang anak lelaki, dan empat anak
perempuannya.
Putri Anastasia masih hidup?
Anastasia adalah salah satu putri dari Czar Nicholas II, kaisar terakhir
Rusia yang dibantai oleh pasukan komunis. selama puluhan tahun
masyarakat Rusia percaya bahwa putri Anastasia berhasil lolos dari
pembantaian dan hidup dengan menyembunyikan identitas dirinya. Sekarang
misteri yang berumur 90 tahun itu mungkin telah berhasil diungkap oleh
para peneliti dengan ditemukannya sebuah kuburan yang berisi tulang
belulang dua manusia. Salah satu kisah paling romantis di Rusia ternyata
berakhir dengan kelam dan menyedihkan.
Kisahnya
bermula pada tanggal 17 Juli 1918, Pasukan komunis Bolsheviks Rusia
menyerbu Istana dan membantai kaisar Nicholas II, ratu Alexandra dan
kelima anak mereka yaitu Olga, Tatiana, Maria, Anastasia dan putra
mahkota Alexei beserta pelayan-pelayannya. Revolusi Rusia dimulai dan
mengakhiri pemerintahan dinasti Romanov yang telah berlangsung selama
304 tahun. Isu beredar di kalangan masyarakat Rusia bahwa dua anak
NIcholas II berhasil lolos dari pembantaian. Hal ini diperkuat dengan
ditemukannya sebuah kuburan Masal pada tahun 1991 di Yekaterinburg di
wilayah pegunungan Ural, 900 mil di timur Moskow yang berisi tulang
belulang seluruh keluarga kerajaan, didalamnya tidak ditemukan jasad dua
anak Czar Nicholas II lainnya. Publik percaya bahwa putra mahkota
Alexei dan Anastasia berhasil selamat dan hidup dengan menyembunyikan
identitas dirinya.
Namun
para peneliti mengungkapkan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa
tidak ada akhir bahagia bagi seluruh anggota kerajaan, termasuk putri
Anastasia. Pada tahun 2007 tim peneliti berhasil menemukan kuburan kedua
hanya beberapa ratus kaki dari kuburan pertama yang didalamnya terdapat
sisa-sisa tubuh dua manusia. Analisa DNA terhadap dua bagian tulang
manusia itu menunjukkan adanya hubungan antara tulang tersebut dengan
tulang keluarga Romanov lainnya. Pemerintah Rusia mengkonfirmasi bahwa
tulang tersebut salah satunya adalah milik putri Anastasia setelah
mendapatkan hasil lab dari Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.
"Saya
diminta untuk melakukan studi tersebut." Kata Evgeny Rogaev, seorang
ilmuwan molekular genetis di Universitas Massachusetts yang memimpin
investigasi itu. "ini adalah kasus yang sulit," sambungnya. Laporan
final hasil penyelidikan itu dipublikasikan secara online pada Februari
2009 di Jurnal National Academy of Sciences.
Sebuah
pemandangan yang menyedihkan terpampang di hadapan para peneliti. Orang
yang membunuh kedua orang tersebut telah mencoba untuk menghancurkan
tubuh mereka dengan api dan asam sulfur, kemungkinan dilakukan untuk
menyembunyikan identitas dan waktu kematian mereka. Hal ini telah
membuat pekerjaan para peneliti yang dipimpin Rogaev menjadi lebih sulit
dari yang dibayangkan.
Rogaev
sebelumnya juga pernah diminta oleh pemerintah Rusia untuk melakukan
tugas Forensik pada tahun 1997 terhadap tulang belulang di kuburan
pertama. Sekarang ia telah diminta untuk mengakhiri sejarah kelam Rusia
untuk selamanya.
Kunci
yang digunakan oleh Rogaev adalah DNA mitokondrial yang terdapat pada
sisa-sisa tulang. DNA mitokondrial hanya didapatkan dari ibu. Berbeda
dengan DNA Autosomal yang bisa didapat dari ayah dan ibu. Dengan
demikian Rogaev dan Tim dapat menghubungkan DNA tersebut dengan DNA ratu
Alexandra. Kunci lainnya adalah dengan membandingkan kromosom Y dari
garis keturunan Romanov. Penelitian dari kuburan kedua menunjukkan bahwa
tulang tersebut berasal dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Jadi tim peneliti dapat membandingkan kromosom Y dari putra mahkota
Alexei dengan Czar Nicholas II.
Tim
peneliti juga mendapatkan bantuan dari tempat yang tak terduga, yaitu
dari museum State Hermitage di St Petersburg. Museum itu menyimpan
pakaian Czar Nicholas II yang mengandung noda darah, sisa dari upaya
pembunuhan terhadap Nicholas II ketika ia mengunjungi Osaka pada tahun
1891. Dari noda darah itu, peneliti mendapatkan DNA yang jelas.
Dari
semua perbandingan tersebut, maka terungkaplah bahwa tulang belulang di
kuburan kedua adalah milik putra mahkota Alexei dan kakak perempuannya,
beberapa beranggapan Maria, beberapa lagi beranggapan Anastasia. Namun
bagaimanapun juga, keseluruhan keluarga Nicholas II telah ditemukan
lengkap di dua kuburan tersebut. Itu berarti menutup misteri yang telah
berumur 90 tahun untuk selamanya.
Tidak
ada akhir yang indah bagi keluarga Nicholas II, terutama Anastasia.
Dongeng paling romantis di dalam sejarah Rusia itu telah berakhir untuk
selamanya di sebuah kuburan sepi tanpa nisan.(reta)