Tidak ada yang lebih menarik saat berbicara mengenai sepakbola, agama,
dan politik daripada Old Firm di Skotlandia. Old Firm adalah nama
kolektif yang disandang oleh 2 klub besar Skotlandia, Glasgow Rangers
dan Glasgow Celtic. Kedua klub tersebut memiliki rivalitas dengan akar
jauh di luar lapangan sepakbola. Apa itu? Agama dan politik. Basis
pendukung Rangers adalah kaum protestan dan loyalis kepada kerajaan
Inggris, sedangkan Celtic adalah Katolik dan Republikan.
Pada abad 19 banyak imigran Irlandia datang ke Glasgow dan pada masa
itulah Rangers dan Celtic berdiri. Rangers berdiri pada tahun 1873
sedangkan Celtic tahun 1888.
Bendera Skotlandia dan Inggris jarang sekali ditemui di antara suporter
Celtic. Mereka lebih memilih bendera 3 warna Irlandia. Sedangkan bendera
Union Jack dan Skotlandia lebih sering diusung oleh para suporter
Rangers.
Pada dasarnya, suporter Celtic tidak menganggap diri mereka orang
Inggris atau Skotlandia, tapi orang Irlandia. Karena background
sektarianisme itulah, Glasgow Celtic dianggap mendapat dukungan tak
resmi dari pemberontak IRA di Irlandia Utara. Dukungan IRA itu nampak
saat mereka mengancam akan membunuh Paul Gascoigne atau Gazza usai ia
melakukan selebrasi gol yang provokatif. Kala bermain bagi Rangers,
Gazza merayakan gol dengan meniru gerakan pemain suling ke arah suporter
Celtic. Gerakan memainkan suling itu meniru gerakan pawai Orange Orders
yang kerap disertai pemain suling. Orange Orders adalah organisasi
Protestan loyalis yang didirikan usai Battle of Boyne,dimana kaum
Protestan mengalahkan Katolik. Orange menjadi warna tak resmi kaum
Protestan dan Rangers, diambil dari nama William of Orange yang menang
Battle of Boyne.
Dahulu ada policy (peraturan) tak tertulis di Rangers bahwa pemain non
Protestan tak diterima di klub tersebut. Kebijakan tersebut baru
terpatahkan pada tahun 1989 saat Graeme Souness mengontrak Mo Johnston
yang beragama Katolik.
Sedangkan Celtic tak punya kebijakan seperti itu. Bahkan Jock Stein
sendiri adalah seorang Protestan. Jock Stein adalah manajer yang membawa
Celtic menjadi klub Inggris Raya pertama yang menang Piala Champions
tahun 1967. Karena agama, suporter Celtic sering menjuluki diri mereka
Pope’s Army (Tentara Paus). Sedang suporter Rangers sering kali
menimpali dengan chant-chant kasar seperti “Go back to your Vatican”
dll.
Suporter Rangers sering kali menyanyikan lagu Billy Boys yang dianggap lagu kaum loyalis. Dalam lagu Billy Boys ada lirik, “We’re up to our knees in fenian blood, surrender or you’ll die”. Fenian adalah sebutan lain untuk orang Irlandia penganut Katolik Roma.
Pada tahun 1999, wakil Presiden Rangers Donald Findlay tertangkap kamera
menyanyikan Billy Boys pada sebuah event. Karena tekanan dan teror yang
diterimanya, Findlay mengundurkan diri tak lama kemudian.
Saat ‘satu menit hening’ tak lama seusai WTC 9/11, suporter Celtic
menolak diam di stadion dan menyanyikan lagu-lagu IRA. Saat peringatan
meninggalnya Ibu Suri Inggris dan hari Veteran Perang, suporter Celtic
juga menolak diam & berteriak tak henti. Video suporter Celtic
menyanyikan chant IRA bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=82MXTJrJtTY
Pada tahun 1980, suporter Celtic dan Rangers berkelahi di lapangan usai
pertandingan yang dimenangi Celtic 1-0. Kerusuhan tahun 1980 itu adalah
perkelahian suporter di lapangan paling parah yang pernah tercatat dalam
sepakbola. Cuplikan kerusuhan suporter Celtic dan Rangers tahun 1980
bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=daEMvQsWys8
Kedua klub berusaha keras mengurangi aroma sektarianisme dengan
meluncurkan kampanye anti kekerasan. Celtic meluncurkan Bhoys Against
Bigotry, sedang Rangers mengadakan kampanye Follow with Pride.
Tingkat kekerasan non sepakbola di Glasgow selalu meningkat menjelang
pertandingan kedua tim digelar. Tingkat hunian rumah sakit di Glasgow
meningkat 9x lipat pada weekend pertandingan Old Firm Derby.
Source : Kaskus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar