Rabu, 09 Januari 2013

Will – A story of Liverpool’s No. 1 fans


Steven Gerrard is a Supernova, isn’t he?
He moves like a tornado on fire
twisting in all directions at once.
and always has his eye on the goal.
The ball is in the moon, and he is in the earth.
and whatever he wishes, his legs make so.
He is a football Supernova
(Will Brennan)
Menurut anda, final Piala Champion Eropa manakah yang paling dramatis? Salah satu diantaranya mungkin final tahun 1999 dimana Manchester United berhasil membalikkan skor 1-0 menjadi 2-1 lewat dua gol dalam injury time untuk menundukkan Bayern Munchen. Tapi mungkin tak ada yang mengalahkan kenangan final tahun 2005 yang justru lebih dramatis lagi, karena Liverpool yang telah tertinggal 3-0 di babak pertama berhasil mempecundangi AC Milan setelah sukses menyamakan kedudukan menjadi 3-3 di babak kedua dan akhirnya memenangkan pertandingan lewat adu penalti. Film produksi Inggris ini menceritakan tentang perjalanan seorang anak fans Liverpool yang mengunjungi Istambul Turki demi menyaksikan pertandingan final Piala Champion 2005 tersebut.
 
Semenjak kematian ibunya 3 tahun yang lalu, Will Brennan (Perry Eggleton) ditinggal ayahnya Garreth Brennan (Damian Lewis) yang pergi karena depresi akibat ditinggal sang istri. Will dititip ayahnya di sebuah asrama merangkap sekolah dibawah asuhan Sister Noell dan Carmell di daerah Kent Inggris Selatan. 3 tahun berlalu Will telah berusia 11 tahun, Garreth tiba-tiba saja muncul dan berniat mengambil Will untuk menebus waktu 3 tahun yang dijalani Will tanpa sosok sang ayah. Salah satu usaha Gareth untuk mengambil hati sang anak adalah dengan mengajak Will nonton final Piala Champion 2005 di Istambul Turki. Sayangnya umur Gareth tak cukup panjang untuk menepati janjinya menyertai anaknya pergi ke Turki. Will yang memperoleh warisan 2 tiket nonton final piala Champion 2005, nekad pergi seorang diri melintasi daratan Eropa menuju Istambul demi memenuhi impian bersama ayah dan dirinya menyaksikan Liverpool FC, klub kebanggaan mereka berdua bertarung melawan AC Milan.



Tsar Nicholas II of Russia

 

Nikolai II juga dikenal dengan nama Nikolas II ( 6 Mei/18 Mei 1868 – 17 Juli 1918) ialah Tsar terakhir Kekaisaran Rusia. Dia merupakan pendukung politik damai di Eropa. Pada masa pemerintahannya terjadi banyak sekali teror, perlawanan, dan kekacauan. Ia dipaksa turun tahta pada 1917 saat Revolusi Bolshevik dan dipenjarakan beserta seluruh keluarganya, kemudian semuanya dieksekusi. Sampai sekarang bahkan jasad satu keluarga itu belum terkumpul secara lengkap.
Pemerintah Rusia tidak putus asa mencari kepastian nasib keluarga Tsar Nicholas II, tsar terakhir Rusia. Dan, pada 2003, kejaksaan Rusia memastikan bahwa sisa jenazah yang ditemukan tahun lalu adalah jenazah Pangeran Alexei (13), satu-satunya putra Tsar Nicholas II. Juga dipastikan jenazah Putri Maria, satu dari empat anak perempuan Tsar.

Analisis menggunakan contoh DNA yang diperoleh dari bagian gigi mengungkapkan semuanya. Sisa jenazah putra-putri Tsar itu ditemukan dekat Yekaterinburg di kaki Pegunungan Ural. Dengan demikian, tepat pada ulang tahun ke-90 tewasnya keluarga tsar terakhir Rusia oleh tentara Bolshevik, misteri putra Tsar Nicholas II pun berakhir.
Sejak pecahnya Uni Soviet pada 1991, warga Rusia secara bertahap tetapi pasti mulai mengembalikan kebesaran nama Nicholas II. Gereja Ortodoks Rusia menganggap raja terakhir Rusia itu sebagai martir dan memberikan pemakaman kenegaraan pada 1998 di Katedral St Petersburg. Akan tetapi, ketika itu keberadaan Pangeran Alexei dan Putri Maria masih misteri.

”Dia adalah pemimpin kekaisaran Rusia. Bagaimana bisa pemimpin kekaisaran Rusia tidak dianggap hebat?” ungkap Roman Novochenko, ahli teknik berusia 24 tahun, yang ikut memperingati 90 tahun tewasnya Tsar Nicholas II di depan gereja di Yekaterinburg.

Perang sipil

Keluarga Romanov memerintah Rusia melalui hak turun- temurun selama tiga abad sebelum pecah Perang Dunia I, yang menghancurkan ekonomi dan keguncangan sosial. Dua revolusi pun pecah pada 1917, yang memaksa Nicholas II turun takhta.

Tsar Nicholas II adalah putra tertua Alexander III, lahir pada 6 Mei 1868, dan naik takhta setelah kematian ayahnya pada 20 Oktober 1894. Dia resmi diangkat sebagai tsar pada 14 Mei 1896. Hanya saja, peristiwa penobatan ini diwarnai peristiwa memilukan, yaitu tewasnya sekitar 1.500 warga saat berdesak- desakan berebut hadiah.



Para prajurit komunis Bolshevik yang menangkap mereka memindahkan keluarga Tsar ke Czarskoe Selo kemudian ke Siberia. Keluarga Tsar kemudian dipindahkan ke Yekaterinburg di kaki Pegunungan Ural. Pada 17 Juli 1918, para pengikut setia Tsar berhasil mendekati posisi Yekaterinburg, membuat tentara Bolshevik menembak mereka di lantai bawah tanah yang kotor. Jenazah keluarga Tsar kemudian dikuburkan untuk menghilangkan jejak.

Kini, 90 tahun sudah berlalu. Gereja di Yekaterinburg, yang dibangun di tempat tentara Bolshevik menembak keluarga Kaisar, selalu penuh didatangi pengikut Ortodoks Rusia. Mereka berdoa dan mencium patung tsar terakhir Rusia itu, bersama istri, seorang anak lelaki, dan empat anak perempuannya.

Putri Anastasia masih hidup?



Anastasia adalah salah satu putri dari Czar Nicholas II, kaisar terakhir Rusia yang dibantai oleh pasukan komunis. selama puluhan tahun masyarakat Rusia percaya bahwa putri Anastasia berhasil lolos dari pembantaian dan hidup dengan menyembunyikan identitas dirinya. Sekarang misteri yang berumur 90 tahun itu mungkin telah berhasil diungkap oleh para peneliti dengan ditemukannya sebuah kuburan yang berisi tulang belulang dua manusia. Salah satu kisah paling romantis di Rusia ternyata berakhir dengan kelam dan menyedihkan.

Kisahnya bermula pada tanggal 17 Juli 1918, Pasukan komunis Bolsheviks Rusia menyerbu Istana dan membantai kaisar Nicholas II, ratu Alexandra dan kelima anak mereka yaitu Olga, Tatiana, Maria, Anastasia dan putra mahkota Alexei beserta pelayan-pelayannya. Revolusi Rusia dimulai dan mengakhiri pemerintahan dinasti Romanov yang telah berlangsung selama 304 tahun. Isu beredar di kalangan masyarakat Rusia bahwa dua anak NIcholas II berhasil lolos dari pembantaian. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah kuburan Masal pada tahun 1991 di Yekaterinburg di wilayah pegunungan Ural, 900 mil di timur Moskow yang berisi tulang belulang seluruh keluarga kerajaan, didalamnya tidak ditemukan jasad dua anak Czar Nicholas II lainnya. Publik percaya bahwa putra mahkota Alexei dan Anastasia berhasil selamat dan hidup dengan menyembunyikan identitas dirinya.

Namun para peneliti mengungkapkan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa tidak ada akhir bahagia bagi seluruh anggota kerajaan, termasuk putri Anastasia. Pada tahun 2007 tim peneliti berhasil menemukan kuburan kedua hanya beberapa ratus kaki dari kuburan pertama yang didalamnya terdapat sisa-sisa tubuh dua manusia. Analisa DNA terhadap dua bagian tulang manusia itu menunjukkan adanya hubungan antara tulang tersebut dengan tulang keluarga Romanov lainnya. Pemerintah Rusia mengkonfirmasi bahwa tulang tersebut salah satunya adalah milik putri Anastasia setelah mendapatkan hasil lab dari Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.

"Saya diminta untuk melakukan studi tersebut." Kata Evgeny Rogaev, seorang ilmuwan molekular genetis di Universitas Massachusetts yang memimpin investigasi itu. "ini adalah kasus yang sulit," sambungnya. Laporan final hasil penyelidikan itu dipublikasikan secara online pada Februari 2009 di Jurnal National Academy of Sciences.

Sebuah pemandangan yang menyedihkan terpampang di hadapan para peneliti. Orang yang membunuh kedua orang tersebut telah mencoba untuk menghancurkan tubuh mereka dengan api dan asam sulfur, kemungkinan dilakukan untuk menyembunyikan identitas dan waktu kematian mereka. Hal ini telah membuat pekerjaan para peneliti yang dipimpin Rogaev menjadi lebih sulit dari yang dibayangkan.

Rogaev sebelumnya juga pernah diminta oleh pemerintah Rusia untuk melakukan tugas Forensik pada tahun 1997 terhadap tulang belulang di kuburan pertama. Sekarang ia telah diminta untuk mengakhiri sejarah kelam Rusia untuk selamanya.

Kunci yang digunakan oleh Rogaev adalah DNA mitokondrial yang terdapat pada sisa-sisa tulang. DNA mitokondrial hanya didapatkan dari ibu. Berbeda dengan DNA Autosomal yang bisa didapat dari ayah dan ibu. Dengan demikian Rogaev dan Tim dapat menghubungkan DNA tersebut dengan DNA ratu Alexandra. Kunci lainnya adalah dengan membandingkan kromosom Y dari garis keturunan Romanov. Penelitian dari kuburan kedua menunjukkan bahwa tulang tersebut berasal dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Jadi tim peneliti dapat membandingkan kromosom Y dari putra mahkota Alexei dengan Czar Nicholas II.

Tim peneliti juga mendapatkan bantuan dari tempat yang tak terduga, yaitu dari museum State Hermitage di St Petersburg. Museum itu menyimpan pakaian Czar Nicholas II yang mengandung noda darah, sisa dari upaya pembunuhan terhadap Nicholas II ketika ia mengunjungi Osaka pada tahun 1891. Dari noda darah itu, peneliti mendapatkan DNA yang jelas.

Dari semua perbandingan tersebut, maka terungkaplah bahwa tulang belulang di kuburan kedua adalah milik putra mahkota Alexei dan kakak perempuannya, beberapa beranggapan Maria, beberapa lagi beranggapan Anastasia. Namun bagaimanapun juga, keseluruhan keluarga Nicholas II telah ditemukan lengkap di dua kuburan tersebut. Itu berarti menutup misteri yang telah berumur 90 tahun untuk selamanya.

Tidak ada akhir yang indah bagi keluarga Nicholas II, terutama Anastasia. Dongeng paling romantis di dalam sejarah Rusia itu telah berakhir untuk selamanya di sebuah kuburan sepi tanpa nisan.(reta)